Memang
cara kita menikmati kehidupan ini sangatlah beragam. Tapi semua
pekerjaan yang saya lakoni (lakukan) itu mudah-mudahan bisa mewakili
rasa ungkapan syukur saya atas semua kenikmatan yang telah Allah
berikan. Bersyukur saya akan nikmat saya mempunyai dua tangan, sehingga
dengan dua tangan dan sepuluh jari ini saya bisa beraktifitas
sehari-hari memanfaatkan kedua tangan dan sepuluh jari ini dengan sebaik
mungkin karena saya berharap keridhoanNya semata. Semoga apa yang
pernah kedua tangan saya lakukan yang mana itu merupakan perbuatan tidak
terpuji akan bisa terhapuskan dan di ampuni, sehingga jika kelak tangan
ini bersaksi di hari yang ketika mulut tak lagi yang berbicara maka
adalah kebaikan sajalah yang akan ia persaksikan…
Lalu nikmat saya atas dua kaki saya yang kalau pagi saja sudah mondar-mandir dari depan ke dapur dengan berbagai aktifitas yang kalau di luruskan jaraknya mungkin bisa sama antara jarak Bandung-Jakarta. Dan inipun saya berharap keridhoan Allah kembali, semoga langkah kaki saya penuh dengan berkah dan maghfiroh ampunan, sehingga kelak jika ia menjadi saksi saya manakala ia bisa bicara maka hanya perbuatan yang baiklah yang akan ia ceritakan…
Kemudian nikmat saya atas kedua mata yang karena dengan keduanya saya bisa melakukan pekerjaan sehari-hari dengan lancar tanpa harus meraba-raba, yang mana nikmat melihat itu hilang saya rasakan ketika ada acara mati lampu (dan mungkin ada hikmahnya juga tidak punya lampu emergency) karena ketika mati lampu kita harus meraba-raba mencari lilin atau senter, sehingga merasakan betul betapa salah satu nikmatNya yang sangat besar dan harus di syukuri yaitu penglihatan.
Juga nikmat saya atas waktu luang saya yang masih di karuniakan olehNya berupa rizki kesehatan juga nikmat-nikmat lain dariNya dan karunia yang tidak terhingga yang tidak bisa untuk di hitung .
Walau saya menyadari bahwa apa yang telah dan sedang saya lakukan semua hanyalah bagaikan sebutir debu ditengah padang pasir, seperti buih ditengah lautan dan belum sebesar biji dzarroh (sawi) sekalipun.Tapi saya menyakini akan sifatNya yang ROHMAAN ( Maha Pengasih ) dan ROHIIM ( Maha Penyayang ) dan juga sifatnya yangmaha penganpun
Dan semogalah kita bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang berakal dan mau berpikir sehingga dapatlah kita untuk selau mempergunakan semua karunia yang telah di peroleh dengan menyibukkan diri memperbaiki diri sendiri tanpa disibukkan oleh nafsu untuk menilai diri orang lain……..
Lalu nikmat saya atas dua kaki saya yang kalau pagi saja sudah mondar-mandir dari depan ke dapur dengan berbagai aktifitas yang kalau di luruskan jaraknya mungkin bisa sama antara jarak Bandung-Jakarta. Dan inipun saya berharap keridhoan Allah kembali, semoga langkah kaki saya penuh dengan berkah dan maghfiroh ampunan, sehingga kelak jika ia menjadi saksi saya manakala ia bisa bicara maka hanya perbuatan yang baiklah yang akan ia ceritakan…
Kemudian nikmat saya atas kedua mata yang karena dengan keduanya saya bisa melakukan pekerjaan sehari-hari dengan lancar tanpa harus meraba-raba, yang mana nikmat melihat itu hilang saya rasakan ketika ada acara mati lampu (dan mungkin ada hikmahnya juga tidak punya lampu emergency) karena ketika mati lampu kita harus meraba-raba mencari lilin atau senter, sehingga merasakan betul betapa salah satu nikmatNya yang sangat besar dan harus di syukuri yaitu penglihatan.
Juga nikmat saya atas waktu luang saya yang masih di karuniakan olehNya berupa rizki kesehatan juga nikmat-nikmat lain dariNya dan karunia yang tidak terhingga yang tidak bisa untuk di hitung .
Walau saya menyadari bahwa apa yang telah dan sedang saya lakukan semua hanyalah bagaikan sebutir debu ditengah padang pasir, seperti buih ditengah lautan dan belum sebesar biji dzarroh (sawi) sekalipun.Tapi saya menyakini akan sifatNya yang ROHMAAN ( Maha Pengasih ) dan ROHIIM ( Maha Penyayang ) dan juga sifatnya yangmaha penganpun
Dan semogalah kita bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang berakal dan mau berpikir sehingga dapatlah kita untuk selau mempergunakan semua karunia yang telah di peroleh dengan menyibukkan diri memperbaiki diri sendiri tanpa disibukkan oleh nafsu untuk menilai diri orang lain……..
0 komentar:
Posting Komentar